Sabtu, 18 Juli 2009

KUMPUL YUK... PABELAN BLOGGER


Saya menyambut baik ide bikin blog bersama, ide kreatif, kita bisa sharing, saling melengkapi, sambil sama2 belajar, bagi rekan rekan yang punya banyak aplikasi program yang berkaitan dengan masalah blog, mohon jangan pelit2 membagi ilmunya disini, saya sendiri masih pingin belajar terus... MAJU TAK GENTAR, KARENA ILMU HARUS DI KEJAR, makin di kejar jebul makin kepontal pontal, soyo mlayu njranthal, makin nampak bahwa kita masih bodoh, rasanya gitu je... gak salah kita ikuti jejak Pak Kodrat, aljabar, ilmu ukur, berhitung kabeh disikat....., cerita Bolivia, Equador, Chilli, seantero Amerika Latin koyo crito, seputar Magelang, Wonosobo, Temanggung, Parakan, Purworwejo wae.... ( Mbah Google pada zamannya). Pokoknya begitu masuk kelas, tanpa uluk salam, langsung bablas pada pokok pelajaran, cara-carane tembak langsung.... Itulah kenapa Nama beliau ditulis dengan Kodrat bukan Qodrat, Beliau dulu protes waktu namanya di awali dengan Q, minta di ganti dengan K. saya masih ingat ketika itu. Kalau menurut saya, entah benar atau wallohu' a'lam, beliau memaknai arti dirinya, Kodrat lebih dekat ke kwadrat, bukan Qudroh (kehendak). Harus kita akui intelegensi, kemampuan dan daya ingat beliau diatas rata rata, jalmo lipat, moco seprapat prasasat tamat, lha kalau ngajar kan gak bawa buku referensi, gleyah gleyah lambean, sandal kulit, gak pernah pake sepatu, baju stelan warna agak kecoklat coklatan... wes pokok'e khas banget, aku suka ke-khasannya, opo anane, sugih ing pentrimo, alias narimo ing pandum, demokratis lagi, lha kita tidur aja gak papa kok... aman, angler...., mau pinter pa bodoh.. kui
urusanmu... pinter bodho dinggo2 dewe..,.., sing penting kewajibanku dah dilaksanakan.... tepat waktu lagi, jam keenam diwulang Pak Kodrat, tan kocapo krungu bel,... tanpo uluk salam, trus bablas mak klepat.... wah... sip tenan... cocok... lha wong selak ngeleh je.. Barangkali rekan rekan punya pendapat lain, mengapa beliau tidak pernah mengawali dengan ucapan "salam", tentu itu suatu hal yang aneh karena agak menyimpang dari kebiasaan dan habitat kita, tapi juga tidak aneh, karena Bapak Kyai kita menjadi justru menjadi pelopor faham demokrasi... utlubul ilma walau bisshin, dalam arti yang sebenarnya. Terlepas dari segala kelebihan dan kekurangannya sebagai manusia, bapak kita, orang tua kita, Bapak Kodrat, adalah termasuk didalamnya, Allohummaghrirlahu Warhamhu, Waafihi, Wa'fuanhu. laallallohu an ya'fa dzunubahu wa wassi' madcholahu, wa jannata majwahu. Masih ingat sepeda Gazelle yang selalu di parkir di bawah pohon pelem, sebelah Kantor Guru Workshop, ya sepeda itulah yang dengan setia selalu mengantar beliau bolak-balik Pabelan- Muntilan. Moga gambar tersebut bisa kembali menggugah memory kita, bahwa betapa besar perjuangan, pengorbanan yang beliau lakukan, demi untuk kemajuan kita. . (Jampi Sayah).